Kepada teman-teman dan para pembaca terutama penggemar perkutut pemula yang belum sempat membaca artikel ini dari Mingguan Agrobis, berikut ini disampaikan ringkasan dengan sedikit modofikasi tentang cara beternak perkutut yang disarankan yang dibagi dalam 10 langkah beternak Perkutut yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Sekolah perkutut
2. Darah atau blood line
3. Lomba/konkurs atau latber
4. Peternak
5. Calon Indukan
6. Crossing
7. Kandang
8. Menjodohkan
9. Manajemen kandang
10. Pemeliharaan piyik
1. Sekolah perkutut
Sesuatu yang baru yang ingin kita ketahui termasuk beternak, sebaiknya kita belajar mulai yang paling gampang atau terrendah seperti murid sekolah yang belajar dari TK, SD, SMP dan seterusnya sampai S1, S2 dan selanjutnya.
Dalam beternak langkah pertama dan utama yang perlu dilakukan adalah mencari dan memilih Indukan untuk diternakkan. Kalau kita tidak pintar-pintar bagaimana menghadapi trik untuk ini, salah-salah kita bisa babak belur dan habis duit segudang.
Caranya dengan membeli dahulu perkutut piyik yang murah istilahnya “ cepekan “ dan memeliharanya, sambil kita belajar dan memahami berbagai aspek suaranya, makanannya, perawatannya, dan lain-lain. Setelah menjadi dewasa, diharapkan kita sudah paham betul perubahan kualitas dan irama suaranya yang kita inginkan.
Bila sudah merasa lebih tahu, belilah perkutut piyik yang harganya lebih mahal, tujuannya sama untuk memantau perkembangan perkutut piyik tersebut sampai dewasa. Demikian seterusnya kita berusaha untuk meningkatkan kualitas perkutut dengan kemampuan dana yang tersedia. Dengan demikian kita akan terhindar dari gorokan para peternak yang tidak bertanggung-jawab dan juga terhindar dari seloroh, “ sekolah perkutut itu biayanya mahal “.
2. Darah atau blood line
Sebagian besar peternak sukses mengatakan bahwa unsur darah keturunan yang mengalir pada seekor perkutut atau disebut “ Trah “ sangat menentukan kualitasnya. Walalupun ada sebagian peternak yang percaya bahwa kualitas suara seekor perkutut dapat diciptakan dengan melakukan “ crossing “. Penulis meyakini bahwa Trah darah seekor perkutut semula juga hasil dari sebuah kerja lama dan panjang memalu sebuah penelitian dengan berpedoman pada ilmu crossing dari hukum Mendel.
Karenanya untuk membeli perkutut piyik, selain mengamati suaranya, juga sebaiknya perkutut piyik tersebut mempunyai aliran darah yang jelas dan bagus.
3. Lomba/konkurs atau Latber
Datang, melihat dan mendengarkan suara perkutut yang dilombakan atau konkurs, juga pada waktu latihan bersama, sambil bertanya kepada peternak atau penggemar perkutut yang lebih tahu ( senior ), merupakan tempat belajar yang terbaik. Dengan cara ini kita akan semakin paham bagaimana suara perkutut yang baik dan benar. Ingat akan pepatah : “ Malu bertanya, sesat dijalan “.
Pada kesempatan itu, kita juga bisa mengetahui secara langsung atau tidak langsung harga seekor perkutut berdasarkan kualitas suaranya. Tujuannya agar kita tidak jadi korban dan disembelih oleh peternak nakal ketika kita akan memilih dan membeli calon Indukan untuk diternakkan.
4. Peternak
Untuk membeli perkutut calon Indukan, mau tidak mau kita harus dating ke Peternak tertentu untuk memilih dan membeli bibit perkutut. Di Tanah Air kita sekarang ini, sudah banyak bahkan ribuan Peternak dari yang berskala kecil, sedang sampai besar dengan beribu-ribu kandang.
Sebelum menentukan pilihan untuk membeli, disarankan untuk mendatangi beberapa Peternak sebagai bahan perbandingan dan pertimbangan baik kualiats dan harganya. Dan jangan punya pemikiran yang salah bahwa Peternak kecil atau sedang tidak memiliki perkutut yang kualitasnya bagus dengan harga yang miring dibandingkan Peternak besar yang sudah terkenal dan punya nama. Dan nongkronglah beberapa jam untuk mendengarkan suara perkutut baik piyik hasil ternakan maupun Indukannya juga trah darahnya. Pada Peternak yang sudah mapan biasanya memiliki ciri khas piyik hasil ternaknya, misalnya rata-rata suaranya Cowong, atau ujungnya ndelosor atau depannya menjerit, dan lain-lain. Hal ini sangat dipengaruhi oleh kesukaan dari Peternaknya, bila si Peternak kesukaannya yang suaranya cowong, maka hampir dipastikan perkutut hasil ternakannyapun rata-rata bersuara cowong, dan sebagainya.
Peternak yang sudah mapan rata-rata sudah beternak secara intensif selama 2(dua) tahun lebih, sehingga beberapa Indukannya sudah memakai anakan sendiri yang pilihan F2 atau F3 dan hanya sebagian berupa Indukan dari luar sebagai kelengkapan atau untuk memenuhi permintaan yang sedang trend.
Sedangkan Peternak yang belum mapan antara lain ditandai dengan variatifnya Indukaannya dan sedang mencari-cari bentuknya. Dan biasanya harga piyiknya relatif masih murah dibandingkan dengan Peternak mapan dengan kualitas yang sama.
5. Calon Indukan
Agar lebih cepat menghasilkan anakan, yang paling tepat membali calon Indukan yang sudah berumur sekitar 4(empat) bulan dimana waktunya tepat dan mudah untuk mulai dijodohkan, sehingga pada umur 5-7 bulan sudah bisa mulai bertelor. Dan sebaiknya dipilih yang Betina lebih tua kira-kira sebulan dari Jantannya. Berbeda dengan yang sudah berumur biasanya susah dijodohkan atau yang Betina sering dikejar-kejar oleh si Jantan yang biasanya lebih agresif/galak.
Calon Indukan yang bagus sebaiknya dipilih yang mempunyai suara sbb. :
* Suara depan, tengah dan ujungnya bagus.
* Irama suaranya dengan ketukan yang agak renggang dan lelah/senggang.
* Latar atau air suaranya cowong dan tembus baik yang bervolume besar atau kecil, jangan yang suaranya basah dan serak.
* Juga jangan dilupakan aliran trah darahnya dengan silsilah yang jelas.
* Perhatikan juga bentuk tubuhnya apakah serasi dan tidak ada yang cacat.
6. Crossing
Setelah mendapatkan beberapa calon Indukan Jantan dan Betina, langkah selanjutnya adalah menyilangkan pasangan perkutut berdasarkan dasar suaranya masing-masing untuk dapat menghasilkan perkutut yang kualitas suaranya lebih bagus. Disini kita dituntut untuk mempelajari cara ilmu croosing yang benar dan baik dengan cara belajar dari membaca buku-buku secara teori atau belajar langsung kepada sejumlah Peternak sukses ynag pada umumnya sudah paham tehnik silang menyilang..
Jalan pintas lain yang lebih mudah, yaitu dengan meniru atau memfotocopy salah satu kandang yang sudah jelas Indukannya dan hasil anakannya bagus dengan membeli adik atau saudaranya dengan resiko yang jelas harganya pastilah mahal dan hasil anakannya tidak dijamin akan sebagus seperti aslinya..
7. Kandang
Setelah kita mendapatkan beberapa pasang calon Indukan yang dinilai cocok dan pas untuk diternakkan, maka persiapan selanjutnya adalah kandangnya.
Tidak ada ketentuan yang pasti berapa ukuran kandang yang baik, yang penting dan perlu diperhatikan adalah seberapa luas lahan yang tersedia dan ukuran kandang disesuaikan dengan lahan yang ada tersebut. Juga untuk effisiensi bahan yang biasanya dibuat dari bahan kawat, maka biasanya tingginya bisa 45, 90, 135 atau 180 cm sesuai ukuran lebar kawat, sedangkan lebar dan panjangnya disesuaikan, dan yang ideal yang disarankan adalah ; lebar : 60 cm, panjang ; 100 – 180 cm. Bahkan dengan ukuran kandang : 50(L) x 60(P) x 50(T) dapat digunakan untuk beternak dengan syarat tidak sering dipindah-pindah dari tempatnya, terutama selama dalam masa mengerami telornya. Dan lantai bisa dibuat dari tanah biasa atau yang berpasir, juga bisa berupa lantai bersemen. Demikian pula atapnya dapat dari bahan genting, asbes atau apa saja. Yang sangat perlu diperhatikan antara lain harus mendapat sinar matahari pagi, kelembaban cukup, jarak atap ketempat sarangnya tidak terlalu dekat agar tidak terlalu panas. Dan usahakan tikus, kucing dan binatang sejenisnya mbisa masuk kekandang, termasuk semut dan cicak. Bahannya juga bisa kayu, besi ataupun aluminium tergantung kemampuan anggaran yang tersedia.
Letak kandang sebaiknya tidak dekat dengan sumber suara yang berisik, tetapi sebaiknya juga jangan ditempat yang sepi yang jarang dikunjungi manusia/orang, perkutut akan semakin terbiasa dan merasa nyaman jika sering dikunjungi dan bertatap muka dengan manusia/orang.
8. Menjodohkan
Tehnik menjodohkan juga perlu diketahui dengan baik, sebab kedua calon Indukan tidak begitu saja langsung jodoh, tetapi membutuhkan proses untuk saling kenal terlebih dahulu dengan cara antara lain keduanya ditempatkan pada sangkar terpisah dan setiap hari selalu disandingkan. Setelah satu atau dua minggu, setelah kelihatan keduanya sudah saling kenal dengan tanda-tanda saling mengangguk-angguk dan kalau tidur malam hari selalu ingin berdekatan. Maka keduanya disatukan tetap dalam sangkar kecil dahulu untuk beberapa hari.
Waktu yang tepat untuk memasukkan ke kandang ternak adalah sore hari dengan sebelumnya kedua perkutut cvalon Indukan tersebut dilolohi kacang hijau yang sudah direndam sampai lunak, vitamin-E, minyak ikan, B-kompleks dan sedikit dibasahi badannya, diharapkan malam harinya akan tidur berdekatan bersama.
Beberapa minggu kemudian keduanya akan melakukan perkawinan dan siap untuk bertelor, jangan lupa untuk disiapkan sarang dari anyaman rotan yang diberi daun cemara atau rumput kering untuk meletakan telor-telornya.
Bila ternyata masih belum jodoh atau biasanya yang Jantan galak, maka si Jantan ditangkap dan dimandikan atau kalau perlu digodi ( sayapnya diikat 5-6 lembar ) dan kemudian dimasukkan kandang kembali.
9. Manajemen kandang
Setiap kandang sebaiknya diberikan tanda-tanda misalkan dengan Nomor atau Nama terserah apa saja sesuai kemauan masing-masing. Juga ada baiknya dibuatkan catatan pasangan Indukan dari BF dengan ring apa, tanggal lahir, dll/
Perhatikan kapan setiap pasangan pada kandang masing-masing sudah mulai melakukan perkawinan, untuk keperluan disiapkan sarangnya. Buatkan catatan khusus ( kalau perlu dengan komputerisasi ) kapan mulai bertelor, kapan diperkirakan menetas setelah 14-15 hari mengeram, bagaimana hasilnya ( menetas semua atau tidak hanya satu atau bhakan tidak menetas semua ), periksa keadaan telor yang tidak menetas untuk mengetahui penyebabnya, dll.
Pasanganlah Ring di salah satu/kedua kakinya pada umur piyik sekitar 7-9 hari dan selanjutnya terserah kita apakah piyik tersebut akan tetap dikembalikan untuk diasuh oleh Induknya atau akan dititipkan Puter sebagai Induk asuh pengganti. Yang perlu diperhatikan, kalau akan menggunakan jasa Puter haruslah yang sedang mengeram paling tidak sudah 10 hari dimana Puter sudah menghasilkan susu ditemboloknya. Jasa indukan pengganti juga bisa dilakukan oleh Diamond Dove yaitu sejenis Perkutut berasal dari Australia yang tubuhnya lebih kecil.
Pada edisi yang akan datang dengan topik yang lain akan kita bahas bagaimana menetaskan telor perkutut dengan menggunakan jasa Puter atau Diamond Dove yang tujuannya untuk membuat Indukan favorit kita bertelor lebih produktif dan menghasilkan anakan piyik lebih banyak.
10. Pemeliharaan piyik
Piyik-piyik setelah berumur 1-1.5 bulan sebaiknya sudah mulai dipisahkan dari Induknya baik Perkutut maupun Puter/Diamond Dove, sebab mereka sudah bisa mulai makan sendiri dan biasanya Indukannya juga sudah enggan meloloh dan sudah mulai melakukan perkawinan lagi.
Piyik-piyik tersebut ditempatkan didalam sangkar kayu ukuran 50(L) x 70(L) x 50(T) cm sebanyak 8-10 ekor bersama-sama, kalau perlu diberikan lampu untuk pemanas terutama pada malam hari atau udara dingin pada musim penghujan.
Sebaiknya tiap-tiap piyik diberikan vitamin tambahan antara lain berupa ; B-komplek, minyak ikan, kalsium dan obat cacing sebelum dimasukkan ke sangkar kayu tersebut.
Usahakan minimum setiap hari setidaknya dua hari sekali dijemur dari jam 08.00 sampai jam.11.00, agar mendapat sinar matahari pagi dan ultra violet yang cukup untuk kesehatan tubuhnya. Dan pada minumannya diberikan Vitamin tambahan dua kali seminggu untuk menambah daya tahan tubuhnya.
Menginjak umur 3(tiga) bulan, bila dikehendaki piyik-piyik tersebut sudah dapat dipisahkan dan masing-masing dimasukkan ke sangkar soliter agar dapat lebih mudah untuk memantau suaranya dan menentukan kualitas suaranya tersebut.
Selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan penilaian apakah Indukan kandang tertentu sudah benar atau kurang benar, sehingga perlu dilakukan perombakan pasangan Indukannya dalam usahanya untuk selalu meningkatkan mutu kualitas suara.
Selamat mencoba dan mudah-mudah berhasil.
Edisi No.2 - Jakarta, 25 Agustus, 2000.
Sumber : Mingguan Agrobis, Minggu III – Mei 1998
Minggu, Maret 09, 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar