Selasa, Februari 19, 2008

Kandang perjodohan


Kandang perjodohan untuk ternak perkutut tidak menuntut bentuk tertentu. yang penting praktis, mudah dipakai, sehat, keselamatan burung terjamin, aman, dan keadaannya cukup tenang.

untuk pasangan induk perkutut, kandangnya bisa dibuat dengan ukuran panjang 1,5 meter, lebar 60 - 75 cm dan tingginya 1,80 meter.lebih ideal ukuran panjang 2 meter, lebar 90 cm - 1 meter dan tinggi tetap 1,80 meter karena sesuai dengan lebar kawat 90 cm. manfaatnya agar burung lebih leluasa bergerak.

Kerangka kandang bisa dibuat dari aluminium, kayu atau besi,dindingnya dan atasnya dari kawat yang lubangnya berukuran 1/2 cm x 1/2 cm, atapnya dari asbes. atap kandang separuh terbuka,agar sinar matahari dapat masuk, lantai kandang berpasir atau berupa plester saja. sekeliling kandang terdapat selokan air, yang diberi ikan kecil-kecil. selokan ini berguna untuk mencegah hama (semut, tikus dll )yang biasa mengganggu ketenangan burung.

Arah kandang sebaiknya menghadap ketimur, agar sinar matahari pagi langsung masuk ke dalamnya.lantai kandang dilapisi pasir, yang berguna untuk mempercepat pengeringan kotoran dan menyerap air.kawat kandang di cat warna gelap agar kita bisa mengontrol burungnya dengan jelas dan tidak silau oleh pantulan sinar matahari. ruangan kandang yang baik adalah bersih, bebas dari angin keras yang langsung masuk , suhu antara 25 - 30 derajad celcius , kelembapan 60 - 70 %.

Kandang terletak di tempat yang mudah diawasi, tetapi lingkungan sekitarnya tidak sepi dari lalu lintas manusia. kalau kandang terletak terpencil, burung bisa kurang pergaulan dan takut melihat manusia.

Dalam kandang ini sediakan juga kayu tenggeran (tempat hinggap) 2 - 3 buah, satu melintang di depan wadah sarang, lainnya ditempat lain.jarak dinding sangkar dengan tenggeran sekitar 20 cm. sehingga kalau burung hinggap di atasnya dan membelakangi dinding sangkar, bulu ekornya tidak rusak bersentuhan dengan dinding kawatnya.

Senin, Februari 18, 2008

Membangun Sarang Perkutut

Yang bertugas membangun sarang adalah betinanya,sedang jantannya membantu mengumpulkan bahan-bahan sarang. dalam masa jodoh ini (kawin, membuat sarang,bertelur, mengeram, merawat, dan menyapih anak )antara burung jantan dan betina saling kerja sama dalam melaksanakan tugasnya. kerja sama ini dimulai sejak membuat sarang telur.

Setelah 7-10 hari perkawinan berlangsung induk betina bertelur. telurnya kecil sebesar biji kelereng.jarak telur pertama dan kedua hanya berbeda satu hari saja.

Burung yang sudah bertelur harus dijaga ketenangannya jangan sampai ada orang yang mengganggu dan mengejutkannya.kalau terganggu, mereka tidak mau mengerami telurnya pengeraman telur berlangsung selama 14 - 16 hari , yang dilakukan secara bergantian. burung jantan mengeram siang hari, betinanya malam hari .

Bersamaan dengan sifat mengeram itu, produksi hormon prolaktin pada induknya mengalami peningkatan, karena pengaruh hormon progesteron tandanya terjadi perubahan sel-sel epithel di kantung tembolok, berupa penimbunan bahan mirip lemak yang disebut "susu tembolok" setelah anak menetas, susu ini disuapkan pada anaknya. produksi susu ini akan berhenti setelah anak berumur 10 hari.

Jumat, Februari 15, 2008

Calon Indukan Yang Baik

Syarat utama agar perkutut bisa diternak, mereka sudah jinak atau sudah lama dipelihara.pejantan dipilih dari burung yang suaranya bagus, sehat, rajin berbunyi dengan irama yang baik karena tujuan menernak perkutut ini adalah mendapatkan keturunan yang bunyi suaranya setaraatau mendekati kebagusan bunyi suara induk jantannya

Setelah bunyi suaranya diletahui mutunya, barulah ciri-ciri fisik burung diperhatikan.seberapa jauh hubungan ciri-ciri bentuk anggota badan dan dengan kemerduan bunyi dan volume suaranya ?

Induk betina bisa dibedakan dari pejantannya dengan meraba atau mengamati supitnya (tulang yang terletak di antara oaha dan dibawah anus) burung yang supitnya rapat, biasanya jantan.sedang yang longgar dan lemas biasanya betina. burung betina dahinya tidak berpupur,sedang yang jantan dahinya tedapat semacam bedak keputih-putihan.

Induk betina dipilih yang badannya sehat, jinak, dan sudah cukup umur. walau umur 6 bulan sudah bisa mulai dijodohkan,paling bagus kalau diternak pada umur sekitar 10 bulan.karena pada usia yang lebih tua, sifat keibuannya lebih menonjol, terutama ketika merawat anaknya.

Untuk mendapatkan keturunan yang baik, harus diketahui betul sifat-sifat kedua calon induk perkutut. jangan sembarangan menjodohkan dan bertindak untung-untungan karena car itu bisa mengecewakan, yaitu keturunan yang diperoleh menyimpang dari yang diharapkan.

Sepasang induk yang baik, kalau diternak dengan baik, selama satu tahun bisa diharapkan beranak 4 - 6 kali.

Perkutut tidak terlalu memilih tempat untuk bersarang dimana saja wadah sarang di taruh,ia akan mengatur sendiri sarangnya untuk bertelur. umumnya ia lebih cepat bersarang di tempat terbuka dibanding tempat tertutup. di daerah yang banyak hujan, menaruh sarang di tempat terbuka sering kurang menguntungkan adanya kotak sarang untuk menaruh wadah dan bahan sarang akan sangat menolong keselamatan induk dan anaknya dari pengaruh udara dingin dan kelembapanudara basah

Tempat sarang yang wadah sarangnya berupa keranjang, bangunan sarangnya seringkali berbentuk cekung. dalam sarang ini penetasan telur sering kali gagal, karena burung yang mengeram tidak merasa santai dan cepat lelah. akan tetapi kalau tempat sarang berupa wadah yang

kedalamannya dangkal atau datar, maka bentuk sarangnya pun datar.pada sarang datar ini induk perkutut bisa santai dan mengeram berjam-jam.

Minggu, Februari 10, 2008

Fungsi Kerodong Bagi Perkutut

Kerodong, merupakan kain yang dibentuk dan dijahit untuk keperluan menutup sangkar burung. Kerodong yang baik terbuat dari bahan kain yang cukup ketebalannya. Karena jika kain agak tipis, maka burung yang didalamnya akan tetap terganggu karena melihat bayangan-bayangan benda atau manusia atau binatang yang bergerak disekitar.

Tentunya selain bahan yang cukup tebal, juga bentuk (ukuran kerodong ) terhadap sangkarnya harus baik, sehingga walaupun resletingnya sudah ditutup rapat, ada sirkulasi udara yang cukup dari luar ke dalam sehingga burung di dalamnya tetap nyaman.

Kerodong dipergunakan untuk menutup sangkar burung dengan berbagai tujuan yaitu :
1. Menenangkan burung
diperlukan untuk burung yang baru dibeli dalam beradaptasi terhadap lingkungan baru, terutama jenis burung yang rentan terhadap stress. Selain itu juga untuk keperluan pengangkutan (transportasi) dari satu tempat ke tempat lain, misalnya pada saat dibawa ke arena lomba dll.

2. Menghindari burung dari angin kencang dan udara yang dingin.
Kerodong biasanya juga digunakan untuk menutup sangkar burung pada malam hari, terutama jika tempat mengantung sangkarnya angin sering berhembus dengan kencang, apalagi pada malam anginnya lembab dan akan mengurangi kondisi fitness dari si burung.

Kedua kegunaan di atas merupakan fungsi mendasar dari kerodong, walaupun demikian karena menutup sangkar burung dengan kerodong akan berefek membuat burung menjadi tenang tetapi sekaligus si burung menjadi mengurangi kicauannya dalam keadaan tertutup, maka hal ini menjadi suatu fungsi lanjut dari kerodong yang banyak dipergunakan oleh para penghobi burung untuk persiapan burung jagoannya dalam menghadapi lomba.

Fungsi Kerodong bagi Perkutut
Kerodong juga berfungsi sebagai sarana untuk menenangkan perkutut dan menghindari tiupan angin pada malam hari atau pada waktu sedang sakit. Pada lomba-lomba, burung perkutut yang terlalu gacor, sengaja dibiarkan kerodongnya dalam keadaan tertutup, sampai pada detik-detik terakhir sebelum lomba dimulai, tujuannya agar si perkutut tidak langsung manggung sebelum pertempuran dimulai, karena justru akan drop staminanya pada saat lomba sudah dimulai dari juri mulai memberi nilai (perkutut yang terlalu gacor setelah banyak bunyi akan menurun kualitas anggungannya, sehingga penilaiannya akan turun).

Selain itu pada persiapan lomba, 1 seminggu sebelum lomba terutama 2-3 hari menjelang lomba, ada penghobi yang sengaja mengerodong perkututnya agar tenang beristirahat sehingga stamina tetap terjaga. Tentu saja si perkutut sudah pernah dilatih dengan pengerodongan sebelumnya dan kombinasi perawatan tersebut dikombinasikan dengan jadwal latihan terpadu mulai dari jenis dan porsi makanan, lama dan waktu penjemuran, pengerodongan (istirahat), pemberian vitamin dll.

Latihan terpadu bagi perkutut tersebut termasuk pengerodongan sebaiknya dilakukan secara rutin bahkan sebelum seekor perkutut siap untuk lomba. Perawatan begitu penting seperti halnya seorang manager sepakbola sebuah klub dalam memberikan latihan fisik dan tehnik bagi pemainnya. Dalam hal ini si perkutut bukan hanya siap dalam stamina yang prima, juga mental yang siap pula.

Tehnik pengerodongan burung kicauan memang agak berbeda dengan perkutut, kalau pada kicauan kelihatanya porsi kerodong memang sangat dominan, seolah-olah kerodong berfungsi sebagai tombol saklar, sehingga ketika saklar dibuka, maka si burung akan langsung berkicau dengan lantang (karena senang).

Pada perkutut pengerodongan dilakukan pada waktu-waktu tertentu saja dan tidak dilakukan sepanjang hari, mengenai lama dan waktu kerodong dan training lainnya tentunya disesuaikan dengan strategi dari masing-masing pemilik perkutut.(Okto SP)

Sumber : perkututmall.tripod.com

Selasa, Februari 05, 2008

Melatih Matematika untuk Burung Perkutut

Dalam beternak perkutut tentunya kita mempunyai tujuan hasil yang ingin dicapai. Dalam menentukan target harus berdasarkan pada modal yang kita miliki yaitu kualitas indukannya. Dari hasil pantauan lebih dari 50 pasangan perkutut dari farm sendiri dan bird farm kawan-kawan, didapatkan kenyataan bahwa hasil yang didapatkan 95 % diturunkan dari kedua induknya (bukan dari darah, kakek/nenek ataupun paman tetapi dari kualitas individu), hal ini sesuai dengan metode yang dipakai oleh breeders berbagai macam hewan maupun ternak di dunia yang menganut metode pemilihan indukan berkualitas (individual selection) dan bukan family selection atau blood line selection.

Metode ini mempunyai tingkat kemelesetan yang jauh lebih rendah dibandingkan metode family dan blood line selection.

Selain indukan yang berkualitas, juga diperlukan crossing yang tepat yaitu pemilihan indukan yang jantan dan betinanya memiliki suara yang cocok, yang mempunyai kombinasi yang baik yang mungkin diturunkan kepada anak-anaknya.

Setelah memenuhi kriteria kualitas individu yang baik / memiliki kelebihan (tentunya disesuaikan dengan keuangan) dan crossing yang tepat maka berdasarkan hasil pengamatan dan penelitian, kemungkinan kualitas anak dapat dihitung seperti di bawah ini :
 Dalam penilaian mutu suara dikenal 5 kategori yaitu mutu untuk suara depan, tengah, belakang, latar dan irama yang masing-masing nilai maksimal adalah 9, total 45. Untuk memudahkan ilustrasi perhitungan kemungkinan, kita anggap penilaian dalam angka 5 s/d 9.
Rumus yang didapat :
Mutu suara anak telur 1 + suara seteluran-nya = Mutu suara jantan + Betina
Mutu suara anak telur 2 + suara seteluran-nya = Mutu suara jantan + Betina
 Dalam setiap kali bertelur, seekor induk betina bertelur 2 butir.

Dalam perhitungan, misalnya :
Kualitas Induk Jantan 7,5
Kualitas Induk Betina 8,1
Maka hasil yang didapat pada umumnya :
Piyik dari Telur I Piyik dari telur II Total
Tetasan pertama : 7.6 8.0 15.6
Tetasan ke dua : 7.8 7.8 15.6
Tetasan ke tiga : 8.3 7.3 15.6
Tetasan berikutnya : 7.2 s/d 8.4 7.2 s/d 8.4 15.6

Dari simulasi berdasarkan rumus yang didapat berdasarkan pengamatan, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Kualitas indukan menentukan kualitas piyik yang dihasilkan.
2. Hasil piyik bisa bervariasi, dengan mutu di atas atau dibawah mutu indukkan. Tetapi perbedaan di atas atau dibawah mutu indukan mempunyai batas tertentu.
3. Dengan crossing yang benar, maka didapat piyik yang kualitasnya lebih baik dan lebih rendah dari suara indukan, sehingga piyik yang kualitasnya lebih baik dari indukan bisa dipakai sebagai indukan yang bisa menghasilkan piyik yang lebih baik.

Kemungkinan Kombinasi mutu pada anak tersebut dapat diuraikan sbb :
1. Mirip induk jantan atau betinanya.
2. Mewarisi kekurangan induk jantan dan kelebihan betina atau sebaliknya
3. Mewarisi kelebihan induk jantan dan betina.
4. Mewarisi kekurangan induk jantan dan betina.

Kemungkinan variasi ini sesuai dengan hukum Mendel. Dan kemungkinan mana yang paling mungkin muncul banyak tergantung dari berbagai faktor baik yang internal maupun eksternal:
1. Pengaruh kekuatan gen, sangat menentukan munculnya mutu induk yang memiliki gen dominan (kuat) terhadap induknya yang memiliki gen resesif (lemah)
2. Faktor eksternal yang mempengaruhi, misalnya gizi makanan, kebersihan dan sinar matahari. Pada perkutut dewasa, pengaruh perawatan yang buruk termasuk gizi makanan, sinar matahari dan kebersihan dapat menyebabkan perubahan mutu suara misalnya menurunnya tingkat kestabilan suara atau menurunnya step dari double menjadi sari atau bahkan dari double menjadi engkel. Disebabkan faktor eksternal tersebut dapat menyebabkan perubahan dan penurunan pada perkutut dewasa maka faktor eksternal tersebut dapat pula mempengaruhi mutu piyikan yang dihasilkan.(Okto SP)

Memandikan Burung Perkutut

Seminggu sekali burung perkutut harus dimandikan dengan air bersih yang dicampur dengan remasan daunsirih dan bunga rampai. bunga rampai terdiri dari campuran bunga kenanga, cempaka putih, cempaka kuning, melati, mawar merah, putih dan culan.culan adalah bunga yang aromanya mirip bunga pinang atau kelapa. tempat memandikan adalah baskom atau wadah lain yang cukup lebar.

Agar tidak berontak sewaktu dimandikan, kedua kaki perkutut dikempit di antara sela-sela jari telunjuk dan ibu jari. kemudian badan burung dicelupkan dalam air pemandian,sambilsayapnya dikembangkan.kalau seluruh tubuh telah basa, bulu kepalanya yang masih kering dibasahi air dengan tangan.

Burung yang selesai mandi kembali ditaruh dalam sangkar yang untuk sementara waktu digantung di tempat teduh dulu. ia akan mengepak-ngepakkan sayapnya, dan bulu akan mengering sedikit demi sedikit oleh tiupan angin.baru setelah bulu agak kering, sangkar dipindah di tiang gantungan yang tidak perlu teduh lagi.

Kalau bakalan masih sangat muda sekali, penjemurannya jangan terlalu lama cukup samapai bulunya kering betul.

Saat memandikan yang paling baik adalah pada sore hari antara pukul 14.30

Sumber : bandaraperkutut.8m.com

Minggu, Februari 03, 2008

Kehidupan Perkutut di Alam Bebas

Perkutut umumnya hidup berpasangan. kadadang-kadang ada yang sendirian, ada pula yang hidup bergerombol. Mereka mempunyai kebiasaan turun ke tanah di kebun-kebun, tegalan, padang rumput, halaman rumah di dekat hutan untuk mencari makan. Makanannya berupa biji-bijian yang berasal dari rerumputan. Burung-burung ini bisa didekati sampai jarak beberapa meter.

Kalau merasa dirinya terancam, mereka akan terbang cepat.tetapi terbangnya pendek-pendek , walau dapat pulaterbang jauh menempuh jarak yang panjang.kalau memanggil pasangannya,burung ini mengeluarkan suara pendek berulang-ulang.suara ini dibarengi dengan gerak mengangguk-anggukkan kepala,membuka sayap, mengangkat dan membeberkan ekor, sehingga ujung bawah ekornya yang berwarna putih tampak jelas.

Di pulau jawa perkutut liar ini berkembangbiak antara bulan april-juni. musim pembiakan ditandai dengan kegiatan membuat sarang pada pohon atau semak yang tidak terlalu tinggi dari permukaan tanah . sarang terbuat dari bahan tumbuhan lapisan bawah terdiri dari bahan yang kasar, lapisan atas berupa bahan yang lebih halus.bentuk sarang, kecil, datar. pembangunan sarang dibuat bersama-sama dengan pasangannya.

Burung betina bertelur 2 butir.warna telur putih. bentuk oval, dengan kedua ujung hampir sama besar. berukuran 23 x 17 mm. telur dierami secara bergantian oleh kedua induknya. malam hari pengeraman biasanya dilakukan induk betina.lama pengeraman 2 minggu.

Anak yang menetas dalam keadaan "prematur", tidak berbulu dan mata masih tertutup kepala lebih besar dibanding ukuran tubuh.belum dapat bergerak, kecuali membuka mulutnya saja. anak ini dirawat,dijaga dan dilindungi oleh induknya.diberi makan berupa cairan seperti susu yang dihasilkan oleh kedua induknya.cairan ini di sebut pigeon milk.

Dalam memberi makan dilakukan secara aktif. mula-mula anak memasukkan ujung parunya ke dalam tenggorokan si induk, selanjutnya dengan gerakan-gerakan tertentu si induk memuntahkan isi tembolok yang luruh masuk ke dalam mulut si anak berupa seperti bubur.

Kalau anak sudah cukup besar, mendapat makanan berupa biji-bijian setengah tercerna yang juga berasal dari tembolok induknya. mengasuh dan memelihara anak serupa ini berlangsung samapai sang anak mampu terbang meninggalkan sarang.

Setelah mampu keluar sarang, bantuan kedua induknya masih tetap diberikan,sampai anaknya benar-benar mampu berdikari.anakyang sudah mantap bisa mencari makan sendiri, berpisah dengan kedua induknya, dan membangun keluarga baru dengan pasangannya.

Sumber : bandaraperkutut.8m.com