Minggu, Maret 23, 2008
Meramalkan Prestasi Suara Burung Perkutut Lewat Katuranggan
Katuranggan berasal dari kata turangga yang berarti kuda, kata Purbasasmita ketika berlangsung Seminar Perkutut di Fakultas Peternakan UGM Yogyakarta. Tapi dapat juga berasal dari kata katur dan angga. Katur berarti menyampaikan, dan angga berarti badan. Jadi katuranggan adalah pengetahuan yang menyampaikan pengertian tentang bentuk - bentuk badan. Dalam bahasa Belanda, istilah katuranggan dikenal dengan sebutan exterieur ( bentuk lahiriah, bagian badan yang nampak diluar ).
Bagi para penggemar perkutut tempo dulu, katuranggan memegang peran utama ( selain bunyi suara ) dalam memilih perkutut bakalan untuk dijadikan burung kesayangannya. Sebab dengan berpegang lewat pengetahuan katuranggan, orang dapat meramalkan prestasi suara burung perkutut nantinya. Dengan demikian orang dapat menimbang, mana perkutut yang pantas dipelihara lebih lanjut dan bisa diharapkan keluar suara emasnya. Dan mana yang tidak.
Menurut Purbasasmita yang dikenal sebagai Empu Perkutut dan perajin perak Kota Gede ini, terdapat beberapa bagian yang bisa diamati untuk menentukan mutu perkutut. Diantaranya yang penting :
A. Bentuk kepala dari samping
1. Burung perkutut yang bentuk kepalanya njambe nom ( seperti buah jambe atau pinang yang masih muda ), diperkirakan mutu suaranya bisa ngepol ( maksimal ) dan keindahan suara tersebut akan terus bertahan sampai burung berusia tua.
2. Burung perkutut yang bentuk kepalanya mbeton nongko ( seperti biji nangka ), diperkirakan bunyi suaranya akan bisa bertahan sampai tua, akan tetapi keindahannya tidak dapat mencapai maksimal.
3. Burung perkutut yang bentuk kepalanya nggobog ( seperti uang logam ), diperkirakan mutu suaranya akan terus meningkat sampai pada usia tengahan atau 3 rambahan ( sekitar 24 tahun, karena per rambahan = 8 tahun ), kemudian akan menurun sesuai dengan umurnya.
4. Burung perkutut yang bentuk kepalanya mbungkul bawang ( seperti bungkul atau siung ( umbi ) bawang putih ), diperkirakan mutu suaranya tidak menentukan. Kadang dapat baik dan mengejutkan, tapi dapat juga mlempem, tak ada kemajuan.
5. Burung perkutut yang bentuk kepalanya nakir kuwalik ( takir terbalik , takir adalah tempat makanan / sesaji terbuat dari daun pisang berbentuk segi empat ), sulit diharapkan suara baiknya.
B. Bentuk paruh badan dan ekor
1. Burung perkutut kalau dilihat dari samping bentuk paruhnya ngepel ( seperti buah kapel / burahol ) dan bentuk badannya tuntut gedang ( seperti kuncup bunga pisang ) serta bentuk ekornya meruncing dengan garis - garis bulu yang jelas, burung ini bisa diharapkan tengahnya ( ketek ) bisa terdengar jelas dan baik.
2. Burung perkutut kalau dilihat dari samping bentuk paruhnya nggabah ( seperti gabah atau butiran padi ) dan bentuk badannya nongko sanglundung ( seperti buah nangka ) serta bentuk ekornya panjang dengan garis - garis bulu yang jelas tapi tumpul, diperkirakan suara tengahnya agak baik.
3. Burung perkutut kalau dilihat dari samping bentuk paruhnya mapah gedang ( seperti pelepah pisang ) dan bentuk tubuhnya mbluluk ( seperti pentil atau buah kelapa yang masih sangat muda ) serta bentuk ekornya pendek meruncing, diperkirakan suara tengahnya cukup baik.
4. Burung perkutut kalau dilihat dari samping bentuk paruh yang nglombok gede ( seperti cabe besar ) dan bentuk tubuhnya njagung nglobot ( buah jagung yang belum dikupas kulitnya ) serta bentuk ekornya panjang tapi kurang meruncing ( sehingga bulu bertumpuk dan garis - garis warnanya kurang jelas ), diperkirakan suara tengahnya kurang baik.
5. Burung perkutut kalau dilihat dari samping bentuk paruhnya seperti nglombok rawit seperti cabe rawit ) dan bentuk tubuhnya seperti wungkal gerang ( seperti batu asahan pisau yang sudah aus bagian tengahnya ) serta bentuk ekornya mekar seperti kapas, diperkirakan bunyi suara tengahnya kurang sekali, akan tetapi dapat tebal bunyinya.
Petunjuk katuranggan untuk perkutut tersebut berdasarkan pengamatan dan pengalaman orang jaman dahulu, tutur Empu yang menguasai pengetahuan tentang perkutut secara otodidak ini. Dan kita yang hidup dijaman modern sekarang ini harus membuktikannya dan tidak mencemoohkannya.
Sumber : Trubus, Februari 1988
Senin, Maret 17, 2008
Perkutut Katuranggan
perkutut ini dipercaya sebagai titisan seorang putra Raja Bali di zaman Majapahit yang dikejar-kejar musuhnya dan melarikan diri sampai ke Desa Tutul di Blambangan, Banyuwangi dan mati terbunuh, kemudian berubah menjadi Perkutut yang diberi nama Perkutut Songgo Ratu.. Perkutut ini berciri khas di kepalanya ada jambul semacam mahkota berwarna putih. Sifatnya juga seperti ningrat yang tidak suka berkeliaran, hidupnya hanya di tempat yang sepi seperti didalam goa atau di pekuburan. Perkutut ini kuat menahan lapar dan haus sampai beberapa hari, tidurnya selalu ditempat yang paling tinggi dibanding perkutut lainnya. Mempunyai wibawa yang sangat besar, shingga perkutut yang berada didekatnya tidak akan berani bersuara/bunyi. Ciri-ciri fisiknya yang lain adalah, kaki dan paruhnya berwarna hitam. Bulunya agak kehitam-hitaman. Perkutut yang mempunyai yoni yang besar, biasanya jarang berbunyi dan suaranya relatif juga kecil, demikian pula perkutut yang satu ini. Perkutut ini bisa untuk menolak santet/ilmu hitam, melancarkan rezeki dan mempunyai kewibawaan yang tinggi bagi pemiliknya.
Perkutut Lurah :
dilihat dari corak warna perkutut, sepintas dapat dilihat persamaan tersamar dengan ular, dimana keduanya mempunyai lurik yang hampir sama. Perkutut mempunyai bulu dada yang warnanya lebih terang, bahkan keputih-putihan, begitu juga dengan ular. Perkutut Lurah ini tinggal dihutan makannya disuapi atau dibawakan makanan oleh perkutut yang lain yang menjadi anak buahnya. Biasanya perkutut ini dipelihara oleh atasan atau pemimpin yang mempunyai kedudukan, karena perkutut ini mempunyai yoni kewibawaan yang luar biasa dan mendatangkan rezeki yang berlimpah.
Perkutut Putih :
perkutut ini merupakan primadona yang banyak dikejar-kejar orang, sebab selain sangat langka, perkutut putih ini diyakini bisa mendatangkan kekayaan bagi si pemilik atau si pemeliharanya. Warna bulunya seluruhnya putih, matanya merah, paruh kelabu kemerahan, kaki merah bergaris-garis hitam dan kuku berwarna putih. Perkutut ini biasanya dahulu hanya dimiliki oleh para Raja atau pemimpin. Perkutut ini juga diyakini dari hasil perkawinan In breed yaitu antar saudara sekandung yang berlangsung beberapa generasi sekitar 5 sampai 10 tahun lamanya. Jadi perkutut putih belum tentu anak-anaknya adalah putih, tetapi perkutut biasa yang membawa darah putih pada suatu ketika akan mempunyai keturunan berbulu putih. Konon karena langkanya biasanya sebelum dimiliki seseorang, perkutut putih datang lewat mimpi dengan rupa orang yang sudah tua, berambut serta berjenggot putih.
Perkutut Hitam atau Kol Buntet :
seluruh bulunya hitam legam yang dianggap rajanya perkutut, kalau dipelihara akan memberikan keberuntungan.
Disamping itu masih ada beberapa jenis perkutut Katuranggan antara lain ; Perkutut berekor 15 lembar ( Pendawa Mijil ), Perkutut berwarna tepung tumpeng atau disebut juga Perkutut Daring Kebak/Tembus, Perkutut Udan Emas, Perkutut bermata merah dan kuning ( Mercu Jiwa ), Perkutut Rondo Semoyo, dll. yang kesemuanya mempunyai yoni sendiri-sendiri antara lain untuk nolak santet dan ketenteraman keluarga ( Tepung Tumpeng ), untuk kewibawaan ( Pendawa Mijil dan Mercu Jiwa yang kewibawaannya besar ), kelancaran berdagang ( Rondo Semoyo ). Jadi dapat dibayangkan jika kita mempunyai seekor perkutut berwarna Tepung Tumpeng, matanya merah atau kuning dan ekornya berjumlah 15 lembar, maka jelas dan pasti perkutut ini adalah perkutut bagus dan langka serta mahal harganya.
Sumber : http://jatisawit.tripod.com
Minggu, Maret 09, 2008
10 Langkah Beternak Perkutut
1. Sekolah perkutut
2. Darah atau blood line
3. Lomba/konkurs atau latber
4. Peternak
5. Calon Indukan
6. Crossing
7. Kandang
8. Menjodohkan
9. Manajemen kandang
10. Pemeliharaan piyik
1. Sekolah perkutut
Sesuatu yang baru yang ingin kita ketahui termasuk beternak, sebaiknya kita belajar mulai yang paling gampang atau terrendah seperti murid sekolah yang belajar dari TK, SD, SMP dan seterusnya sampai S1, S2 dan selanjutnya.
Dalam beternak langkah pertama dan utama yang perlu dilakukan adalah mencari dan memilih Indukan untuk diternakkan. Kalau kita tidak pintar-pintar bagaimana menghadapi trik untuk ini, salah-salah kita bisa babak belur dan habis duit segudang.
Caranya dengan membeli dahulu perkutut piyik yang murah istilahnya “ cepekan “ dan memeliharanya, sambil kita belajar dan memahami berbagai aspek suaranya, makanannya, perawatannya, dan lain-lain. Setelah menjadi dewasa, diharapkan kita sudah paham betul perubahan kualitas dan irama suaranya yang kita inginkan.
Bila sudah merasa lebih tahu, belilah perkutut piyik yang harganya lebih mahal, tujuannya sama untuk memantau perkembangan perkutut piyik tersebut sampai dewasa. Demikian seterusnya kita berusaha untuk meningkatkan kualitas perkutut dengan kemampuan dana yang tersedia. Dengan demikian kita akan terhindar dari gorokan para peternak yang tidak bertanggung-jawab dan juga terhindar dari seloroh, “ sekolah perkutut itu biayanya mahal “.
2. Darah atau blood line
Sebagian besar peternak sukses mengatakan bahwa unsur darah keturunan yang mengalir pada seekor perkutut atau disebut “ Trah “ sangat menentukan kualitasnya. Walalupun ada sebagian peternak yang percaya bahwa kualitas suara seekor perkutut dapat diciptakan dengan melakukan “ crossing “. Penulis meyakini bahwa Trah darah seekor perkutut semula juga hasil dari sebuah kerja lama dan panjang memalu sebuah penelitian dengan berpedoman pada ilmu crossing dari hukum Mendel.
Karenanya untuk membeli perkutut piyik, selain mengamati suaranya, juga sebaiknya perkutut piyik tersebut mempunyai aliran darah yang jelas dan bagus.
3. Lomba/konkurs atau Latber
Datang, melihat dan mendengarkan suara perkutut yang dilombakan atau konkurs, juga pada waktu latihan bersama, sambil bertanya kepada peternak atau penggemar perkutut yang lebih tahu ( senior ), merupakan tempat belajar yang terbaik. Dengan cara ini kita akan semakin paham bagaimana suara perkutut yang baik dan benar. Ingat akan pepatah : “ Malu bertanya, sesat dijalan “.
Pada kesempatan itu, kita juga bisa mengetahui secara langsung atau tidak langsung harga seekor perkutut berdasarkan kualitas suaranya. Tujuannya agar kita tidak jadi korban dan disembelih oleh peternak nakal ketika kita akan memilih dan membeli calon Indukan untuk diternakkan.
4. Peternak
Untuk membeli perkutut calon Indukan, mau tidak mau kita harus dating ke Peternak tertentu untuk memilih dan membeli bibit perkutut. Di Tanah Air kita sekarang ini, sudah banyak bahkan ribuan Peternak dari yang berskala kecil, sedang sampai besar dengan beribu-ribu kandang.
Sebelum menentukan pilihan untuk membeli, disarankan untuk mendatangi beberapa Peternak sebagai bahan perbandingan dan pertimbangan baik kualiats dan harganya. Dan jangan punya pemikiran yang salah bahwa Peternak kecil atau sedang tidak memiliki perkutut yang kualitasnya bagus dengan harga yang miring dibandingkan Peternak besar yang sudah terkenal dan punya nama. Dan nongkronglah beberapa jam untuk mendengarkan suara perkutut baik piyik hasil ternakan maupun Indukannya juga trah darahnya. Pada Peternak yang sudah mapan biasanya memiliki ciri khas piyik hasil ternaknya, misalnya rata-rata suaranya Cowong, atau ujungnya ndelosor atau depannya menjerit, dan lain-lain. Hal ini sangat dipengaruhi oleh kesukaan dari Peternaknya, bila si Peternak kesukaannya yang suaranya cowong, maka hampir dipastikan perkutut hasil ternakannyapun rata-rata bersuara cowong, dan sebagainya.
Peternak yang sudah mapan rata-rata sudah beternak secara intensif selama 2(dua) tahun lebih, sehingga beberapa Indukannya sudah memakai anakan sendiri yang pilihan F2 atau F3 dan hanya sebagian berupa Indukan dari luar sebagai kelengkapan atau untuk memenuhi permintaan yang sedang trend.
Sedangkan Peternak yang belum mapan antara lain ditandai dengan variatifnya Indukaannya dan sedang mencari-cari bentuknya. Dan biasanya harga piyiknya relatif masih murah dibandingkan dengan Peternak mapan dengan kualitas yang sama.
5. Calon Indukan
Agar lebih cepat menghasilkan anakan, yang paling tepat membali calon Indukan yang sudah berumur sekitar 4(empat) bulan dimana waktunya tepat dan mudah untuk mulai dijodohkan, sehingga pada umur 5-7 bulan sudah bisa mulai bertelor. Dan sebaiknya dipilih yang Betina lebih tua kira-kira sebulan dari Jantannya. Berbeda dengan yang sudah berumur biasanya susah dijodohkan atau yang Betina sering dikejar-kejar oleh si Jantan yang biasanya lebih agresif/galak.
Calon Indukan yang bagus sebaiknya dipilih yang mempunyai suara sbb. :
* Suara depan, tengah dan ujungnya bagus.
* Irama suaranya dengan ketukan yang agak renggang dan lelah/senggang.
* Latar atau air suaranya cowong dan tembus baik yang bervolume besar atau kecil, jangan yang suaranya basah dan serak.
* Juga jangan dilupakan aliran trah darahnya dengan silsilah yang jelas.
* Perhatikan juga bentuk tubuhnya apakah serasi dan tidak ada yang cacat.
6. Crossing
Setelah mendapatkan beberapa calon Indukan Jantan dan Betina, langkah selanjutnya adalah menyilangkan pasangan perkutut berdasarkan dasar suaranya masing-masing untuk dapat menghasilkan perkutut yang kualitas suaranya lebih bagus. Disini kita dituntut untuk mempelajari cara ilmu croosing yang benar dan baik dengan cara belajar dari membaca buku-buku secara teori atau belajar langsung kepada sejumlah Peternak sukses ynag pada umumnya sudah paham tehnik silang menyilang..
Jalan pintas lain yang lebih mudah, yaitu dengan meniru atau memfotocopy salah satu kandang yang sudah jelas Indukannya dan hasil anakannya bagus dengan membeli adik atau saudaranya dengan resiko yang jelas harganya pastilah mahal dan hasil anakannya tidak dijamin akan sebagus seperti aslinya..
7. Kandang
Setelah kita mendapatkan beberapa pasang calon Indukan yang dinilai cocok dan pas untuk diternakkan, maka persiapan selanjutnya adalah kandangnya.
Tidak ada ketentuan yang pasti berapa ukuran kandang yang baik, yang penting dan perlu diperhatikan adalah seberapa luas lahan yang tersedia dan ukuran kandang disesuaikan dengan lahan yang ada tersebut. Juga untuk effisiensi bahan yang biasanya dibuat dari bahan kawat, maka biasanya tingginya bisa 45, 90, 135 atau 180 cm sesuai ukuran lebar kawat, sedangkan lebar dan panjangnya disesuaikan, dan yang ideal yang disarankan adalah ; lebar : 60 cm, panjang ; 100 – 180 cm. Bahkan dengan ukuran kandang : 50(L) x 60(P) x 50(T) dapat digunakan untuk beternak dengan syarat tidak sering dipindah-pindah dari tempatnya, terutama selama dalam masa mengerami telornya. Dan lantai bisa dibuat dari tanah biasa atau yang berpasir, juga bisa berupa lantai bersemen. Demikian pula atapnya dapat dari bahan genting, asbes atau apa saja. Yang sangat perlu diperhatikan antara lain harus mendapat sinar matahari pagi, kelembaban cukup, jarak atap ketempat sarangnya tidak terlalu dekat agar tidak terlalu panas. Dan usahakan tikus, kucing dan binatang sejenisnya mbisa masuk kekandang, termasuk semut dan cicak. Bahannya juga bisa kayu, besi ataupun aluminium tergantung kemampuan anggaran yang tersedia.
Letak kandang sebaiknya tidak dekat dengan sumber suara yang berisik, tetapi sebaiknya juga jangan ditempat yang sepi yang jarang dikunjungi manusia/orang, perkutut akan semakin terbiasa dan merasa nyaman jika sering dikunjungi dan bertatap muka dengan manusia/orang.
8. Menjodohkan
Tehnik menjodohkan juga perlu diketahui dengan baik, sebab kedua calon Indukan tidak begitu saja langsung jodoh, tetapi membutuhkan proses untuk saling kenal terlebih dahulu dengan cara antara lain keduanya ditempatkan pada sangkar terpisah dan setiap hari selalu disandingkan. Setelah satu atau dua minggu, setelah kelihatan keduanya sudah saling kenal dengan tanda-tanda saling mengangguk-angguk dan kalau tidur malam hari selalu ingin berdekatan. Maka keduanya disatukan tetap dalam sangkar kecil dahulu untuk beberapa hari.
Waktu yang tepat untuk memasukkan ke kandang ternak adalah sore hari dengan sebelumnya kedua perkutut cvalon Indukan tersebut dilolohi kacang hijau yang sudah direndam sampai lunak, vitamin-E, minyak ikan, B-kompleks dan sedikit dibasahi badannya, diharapkan malam harinya akan tidur berdekatan bersama.
Beberapa minggu kemudian keduanya akan melakukan perkawinan dan siap untuk bertelor, jangan lupa untuk disiapkan sarang dari anyaman rotan yang diberi daun cemara atau rumput kering untuk meletakan telor-telornya.
Bila ternyata masih belum jodoh atau biasanya yang Jantan galak, maka si Jantan ditangkap dan dimandikan atau kalau perlu digodi ( sayapnya diikat 5-6 lembar ) dan kemudian dimasukkan kandang kembali.
9. Manajemen kandang
Setiap kandang sebaiknya diberikan tanda-tanda misalkan dengan Nomor atau Nama terserah apa saja sesuai kemauan masing-masing. Juga ada baiknya dibuatkan catatan pasangan Indukan dari BF dengan ring apa, tanggal lahir, dll/
Perhatikan kapan setiap pasangan pada kandang masing-masing sudah mulai melakukan perkawinan, untuk keperluan disiapkan sarangnya. Buatkan catatan khusus ( kalau perlu dengan komputerisasi ) kapan mulai bertelor, kapan diperkirakan menetas setelah 14-15 hari mengeram, bagaimana hasilnya ( menetas semua atau tidak hanya satu atau bhakan tidak menetas semua ), periksa keadaan telor yang tidak menetas untuk mengetahui penyebabnya, dll.
Pasanganlah Ring di salah satu/kedua kakinya pada umur piyik sekitar 7-9 hari dan selanjutnya terserah kita apakah piyik tersebut akan tetap dikembalikan untuk diasuh oleh Induknya atau akan dititipkan Puter sebagai Induk asuh pengganti. Yang perlu diperhatikan, kalau akan menggunakan jasa Puter haruslah yang sedang mengeram paling tidak sudah 10 hari dimana Puter sudah menghasilkan susu ditemboloknya. Jasa indukan pengganti juga bisa dilakukan oleh Diamond Dove yaitu sejenis Perkutut berasal dari Australia yang tubuhnya lebih kecil.
Pada edisi yang akan datang dengan topik yang lain akan kita bahas bagaimana menetaskan telor perkutut dengan menggunakan jasa Puter atau Diamond Dove yang tujuannya untuk membuat Indukan favorit kita bertelor lebih produktif dan menghasilkan anakan piyik lebih banyak.
10. Pemeliharaan piyik
Piyik-piyik setelah berumur 1-1.5 bulan sebaiknya sudah mulai dipisahkan dari Induknya baik Perkutut maupun Puter/Diamond Dove, sebab mereka sudah bisa mulai makan sendiri dan biasanya Indukannya juga sudah enggan meloloh dan sudah mulai melakukan perkawinan lagi.
Piyik-piyik tersebut ditempatkan didalam sangkar kayu ukuran 50(L) x 70(L) x 50(T) cm sebanyak 8-10 ekor bersama-sama, kalau perlu diberikan lampu untuk pemanas terutama pada malam hari atau udara dingin pada musim penghujan.
Sebaiknya tiap-tiap piyik diberikan vitamin tambahan antara lain berupa ; B-komplek, minyak ikan, kalsium dan obat cacing sebelum dimasukkan ke sangkar kayu tersebut.
Usahakan minimum setiap hari setidaknya dua hari sekali dijemur dari jam 08.00 sampai jam.11.00, agar mendapat sinar matahari pagi dan ultra violet yang cukup untuk kesehatan tubuhnya. Dan pada minumannya diberikan Vitamin tambahan dua kali seminggu untuk menambah daya tahan tubuhnya.
Menginjak umur 3(tiga) bulan, bila dikehendaki piyik-piyik tersebut sudah dapat dipisahkan dan masing-masing dimasukkan ke sangkar soliter agar dapat lebih mudah untuk memantau suaranya dan menentukan kualitas suaranya tersebut.
Selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan penilaian apakah Indukan kandang tertentu sudah benar atau kurang benar, sehingga perlu dilakukan perombakan pasangan Indukannya dalam usahanya untuk selalu meningkatkan mutu kualitas suara.
Selamat mencoba dan mudah-mudah berhasil.
Edisi No.2 - Jakarta, 25 Agustus, 2000.
Sumber : Mingguan Agrobis, Minggu III – Mei 1998
Rabu, Maret 05, 2008
Menjodohkan Perkutut
Pasangan yang tidak cocok, biasanya saling mematuk. selama proses penjodohan ini. perhatian dan pengawasan dari pemilik/peternak sangat diperlukan. jangan sampai burung yang di jodohkan atau diperkenalkan itu berantem hebat, luka-luka, dan ada yang menjadi korban. karena burung jantan lebih agresif dari betina, sebaiknya diserit (di potong bulu sayapnya) agar gerakannya tidak selincah burung betina.dalam penjodohan ini kedua induk burung dicampur dalam satu kandang yang cukup lebar, agar burung betina leluasa menghidar kalau tidak menyukai jantannya.
Sepasang burung yang sudah jodoh, akan terlihat akrab danbermesraan. pada waktu tidur, mereka berdampingan. perkembangan lebih lanjut, mereka akan bercciuman dan kawin. cara kawinnya unik. tidak sekali naik, lalu kawin.tetapi berkali-kali naik dari sebelah kiri lalu turun ke sebelah kanan, dan sampai beberapa kali sambil pejantannya berbunyi "kuk kuk kuk wer". setelah nafsunya terangsang tinggi, baru perkawinan terjadi.setelah perkawinan terjadi,pasangan itu sibuk membuat sarang
Bagi pasangan yang tidak mengadakan reaksi dan kalau di campur selalu kejar-kejaran kalau sampai satu dua bulan tak mau cocok, pasangan itu memang bukan jodohnya.sebaiknya di pisah saja, ganti pasangan lain yang memenuhi selera.
Selasa, Februari 19, 2008
Kandang perjodohan
Kandang perjodohan untuk ternak perkutut tidak menuntut bentuk tertentu. yang penting praktis, mudah dipakai, sehat, keselamatan burung terjamin, aman, dan keadaannya cukup tenang.
untuk pasangan induk perkutut, kandangnya bisa dibuat dengan ukuran panjang 1,5 meter, lebar 60 - 75 cm dan tingginya 1,80 meter.lebih ideal ukuran panjang 2 meter, lebar 90 cm - 1 meter dan tinggi tetap 1,80 meter karena sesuai dengan lebar kawat 90 cm. manfaatnya agar burung lebih leluasa bergerak.
Kerangka kandang bisa dibuat dari aluminium, kayu atau besi,dindingnya dan atasnya dari kawat yang lubangnya berukuran 1/2 cm x 1/2 cm, atapnya dari asbes. atap kandang separuh terbuka,agar sinar matahari dapat masuk, lantai kandang berpasir atau berupa plester saja. sekeliling kandang terdapat selokan air, yang diberi ikan kecil-kecil. selokan ini berguna untuk mencegah hama (semut, tikus dll )yang biasa mengganggu ketenangan burung.
Arah kandang sebaiknya menghadap ketimur, agar sinar matahari pagi langsung masuk ke dalamnya.lantai kandang dilapisi pasir, yang berguna untuk mempercepat pengeringan kotoran dan menyerap air.kawat kandang di cat warna gelap agar kita bisa mengontrol burungnya dengan jelas dan tidak silau oleh pantulan sinar matahari. ruangan kandang yang baik adalah bersih, bebas dari angin keras yang langsung masuk , suhu antara 25 - 30 derajad celcius , kelembapan 60 - 70 %.
Kandang terletak di tempat yang mudah diawasi, tetapi lingkungan sekitarnya tidak sepi dari lalu lintas manusia. kalau kandang terletak terpencil, burung bisa kurang pergaulan dan takut melihat manusia.
Dalam kandang ini sediakan juga kayu tenggeran (tempat hinggap) 2 - 3 buah, satu melintang di depan wadah sarang, lainnya ditempat lain.jarak dinding sangkar dengan tenggeran sekitar 20 cm. sehingga kalau burung hinggap di atasnya dan membelakangi dinding sangkar, bulu ekornya tidak rusak bersentuhan dengan dinding kawatnya.
Senin, Februari 18, 2008
Membangun Sarang Perkutut
Setelah 7-10 hari perkawinan berlangsung induk betina bertelur. telurnya kecil sebesar biji kelereng.jarak telur pertama dan kedua hanya berbeda satu hari saja.
Burung yang sudah bertelur harus dijaga ketenangannya jangan sampai ada orang yang mengganggu dan mengejutkannya.kalau terganggu, mereka tidak mau mengerami telurnya pengeraman telur berlangsung selama 14 - 16 hari , yang dilakukan secara bergantian. burung jantan mengeram siang hari, betinanya malam hari .
Bersamaan dengan sifat mengeram itu, produksi hormon prolaktin pada induknya mengalami peningkatan, karena pengaruh hormon progesteron tandanya terjadi perubahan sel-sel epithel di kantung tembolok, berupa penimbunan bahan mirip lemak yang disebut "susu tembolok" setelah anak menetas, susu ini disuapkan pada anaknya. produksi susu ini akan berhenti setelah anak berumur 10 hari.
Jumat, Februari 15, 2008
Calon Indukan Yang Baik
Setelah bunyi suaranya diletahui mutunya, barulah ciri-ciri fisik burung diperhatikan.seberapa jauh hubungan ciri-ciri bentuk anggota badan dan dengan kemerduan bunyi dan volume suaranya ?
Induk betina bisa dibedakan dari pejantannya dengan meraba atau mengamati supitnya (tulang yang terletak di antara oaha dan dibawah anus) burung yang supitnya rapat, biasanya jantan.sedang yang longgar dan lemas biasanya betina. burung betina dahinya tidak berpupur,sedang yang jantan dahinya tedapat semacam bedak keputih-putihan.
Induk betina dipilih yang badannya sehat, jinak, dan sudah cukup umur. walau umur 6 bulan sudah bisa mulai dijodohkan,paling bagus kalau diternak pada umur sekitar 10 bulan.karena pada usia yang lebih tua, sifat keibuannya lebih menonjol, terutama ketika merawat anaknya.
Untuk mendapatkan keturunan yang baik, harus diketahui betul sifat-sifat kedua calon induk perkutut. jangan sembarangan menjodohkan dan bertindak untung-untungan karena car itu bisa mengecewakan, yaitu keturunan yang diperoleh menyimpang dari yang diharapkan.
Sepasang induk yang baik, kalau diternak dengan baik, selama satu tahun bisa diharapkan beranak 4 - 6 kali.
Perkutut tidak terlalu memilih tempat untuk bersarang dimana saja wadah sarang di taruh,ia akan mengatur sendiri sarangnya untuk bertelur. umumnya ia lebih cepat bersarang di tempat terbuka dibanding tempat tertutup. di daerah yang banyak hujan, menaruh sarang di tempat terbuka sering kurang menguntungkan adanya kotak sarang untuk menaruh wadah dan bahan sarang akan sangat menolong keselamatan induk dan anaknya dari pengaruh udara dingin dan kelembapanudara basah
Tempat sarang yang wadah sarangnya berupa keranjang, bangunan sarangnya seringkali berbentuk cekung. dalam sarang ini penetasan telur sering kali gagal, karena burung yang mengeram tidak merasa santai dan cepat lelah. akan tetapi kalau tempat sarang berupa wadah yang
kedalamannya dangkal atau datar, maka bentuk sarangnya pun datar.pada sarang datar ini induk perkutut bisa santai dan mengeram berjam-jam.
Minggu, Februari 10, 2008
Fungsi Kerodong Bagi Perkutut
Tentunya selain bahan yang cukup tebal, juga bentuk (ukuran kerodong ) terhadap sangkarnya harus baik, sehingga walaupun resletingnya sudah ditutup rapat, ada sirkulasi udara yang cukup dari luar ke dalam sehingga burung di dalamnya tetap nyaman.
Kerodong dipergunakan untuk menutup sangkar burung dengan berbagai tujuan yaitu :
1. Menenangkan burung
diperlukan untuk burung yang baru dibeli dalam beradaptasi terhadap lingkungan baru, terutama jenis burung yang rentan terhadap stress. Selain itu juga untuk keperluan pengangkutan (transportasi) dari satu tempat ke tempat lain, misalnya pada saat dibawa ke arena lomba dll.
2. Menghindari burung dari angin kencang dan udara yang dingin.
Kerodong biasanya juga digunakan untuk menutup sangkar burung pada malam hari, terutama jika tempat mengantung sangkarnya angin sering berhembus dengan kencang, apalagi pada malam anginnya lembab dan akan mengurangi kondisi fitness dari si burung.
Kedua kegunaan di atas merupakan fungsi mendasar dari kerodong, walaupun demikian karena menutup sangkar burung dengan kerodong akan berefek membuat burung menjadi tenang tetapi sekaligus si burung menjadi mengurangi kicauannya dalam keadaan tertutup, maka hal ini menjadi suatu fungsi lanjut dari kerodong yang banyak dipergunakan oleh para penghobi burung untuk persiapan burung jagoannya dalam menghadapi lomba.
Fungsi Kerodong bagi Perkutut
Kerodong juga berfungsi sebagai sarana untuk menenangkan perkutut dan menghindari tiupan angin pada malam hari atau pada waktu sedang sakit. Pada lomba-lomba, burung perkutut yang terlalu gacor, sengaja dibiarkan kerodongnya dalam keadaan tertutup, sampai pada detik-detik terakhir sebelum lomba dimulai, tujuannya agar si perkutut tidak langsung manggung sebelum pertempuran dimulai, karena justru akan drop staminanya pada saat lomba sudah dimulai dari juri mulai memberi nilai (perkutut yang terlalu gacor setelah banyak bunyi akan menurun kualitas anggungannya, sehingga penilaiannya akan turun).
Selain itu pada persiapan lomba, 1 seminggu sebelum lomba terutama 2-3 hari menjelang lomba, ada penghobi yang sengaja mengerodong perkututnya agar tenang beristirahat sehingga stamina tetap terjaga. Tentu saja si perkutut sudah pernah dilatih dengan pengerodongan sebelumnya dan kombinasi perawatan tersebut dikombinasikan dengan jadwal latihan terpadu mulai dari jenis dan porsi makanan, lama dan waktu penjemuran, pengerodongan (istirahat), pemberian vitamin dll.
Latihan terpadu bagi perkutut tersebut termasuk pengerodongan sebaiknya dilakukan secara rutin bahkan sebelum seekor perkutut siap untuk lomba. Perawatan begitu penting seperti halnya seorang manager sepakbola sebuah klub dalam memberikan latihan fisik dan tehnik bagi pemainnya. Dalam hal ini si perkutut bukan hanya siap dalam stamina yang prima, juga mental yang siap pula.
Tehnik pengerodongan burung kicauan memang agak berbeda dengan perkutut, kalau pada kicauan kelihatanya porsi kerodong memang sangat dominan, seolah-olah kerodong berfungsi sebagai tombol saklar, sehingga ketika saklar dibuka, maka si burung akan langsung berkicau dengan lantang (karena senang).
Pada perkutut pengerodongan dilakukan pada waktu-waktu tertentu saja dan tidak dilakukan sepanjang hari, mengenai lama dan waktu kerodong dan training lainnya tentunya disesuaikan dengan strategi dari masing-masing pemilik perkutut.(Okto SP)
Sumber : perkututmall.tripod.com
Selasa, Februari 05, 2008
Melatih Matematika untuk Burung Perkutut
Metode ini mempunyai tingkat kemelesetan yang jauh lebih rendah dibandingkan metode family dan blood line selection.
Selain indukan yang berkualitas, juga diperlukan crossing yang tepat yaitu pemilihan indukan yang jantan dan betinanya memiliki suara yang cocok, yang mempunyai kombinasi yang baik yang mungkin diturunkan kepada anak-anaknya.
Setelah memenuhi kriteria kualitas individu yang baik / memiliki kelebihan (tentunya disesuaikan dengan keuangan) dan crossing yang tepat maka berdasarkan hasil pengamatan dan penelitian, kemungkinan kualitas anak dapat dihitung seperti di bawah ini :
Dalam penilaian mutu suara dikenal 5 kategori yaitu mutu untuk suara depan, tengah, belakang, latar dan irama yang masing-masing nilai maksimal adalah 9, total 45. Untuk memudahkan ilustrasi perhitungan kemungkinan, kita anggap penilaian dalam angka 5 s/d 9.
Rumus yang didapat :
Mutu suara anak telur 1 + suara seteluran-nya = Mutu suara jantan + Betina
Mutu suara anak telur 2 + suara seteluran-nya = Mutu suara jantan + Betina
Dalam setiap kali bertelur, seekor induk betina bertelur 2 butir.
Dalam perhitungan, misalnya :
Kualitas Induk Jantan 7,5
Kualitas Induk Betina 8,1
Maka hasil yang didapat pada umumnya :
Piyik dari Telur I Piyik dari telur II Total
Tetasan pertama : 7.6 8.0 15.6
Tetasan ke dua : 7.8 7.8 15.6
Tetasan ke tiga : 8.3 7.3 15.6
Tetasan berikutnya : 7.2 s/d 8.4 7.2 s/d 8.4 15.6
Dari simulasi berdasarkan rumus yang didapat berdasarkan pengamatan, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Kualitas indukan menentukan kualitas piyik yang dihasilkan.
2. Hasil piyik bisa bervariasi, dengan mutu di atas atau dibawah mutu indukkan. Tetapi perbedaan di atas atau dibawah mutu indukan mempunyai batas tertentu.
3. Dengan crossing yang benar, maka didapat piyik yang kualitasnya lebih baik dan lebih rendah dari suara indukan, sehingga piyik yang kualitasnya lebih baik dari indukan bisa dipakai sebagai indukan yang bisa menghasilkan piyik yang lebih baik.
Kemungkinan Kombinasi mutu pada anak tersebut dapat diuraikan sbb :
1. Mirip induk jantan atau betinanya.
2. Mewarisi kekurangan induk jantan dan kelebihan betina atau sebaliknya
3. Mewarisi kelebihan induk jantan dan betina.
4. Mewarisi kekurangan induk jantan dan betina.
Kemungkinan variasi ini sesuai dengan hukum Mendel. Dan kemungkinan mana yang paling mungkin muncul banyak tergantung dari berbagai faktor baik yang internal maupun eksternal:
1. Pengaruh kekuatan gen, sangat menentukan munculnya mutu induk yang memiliki gen dominan (kuat) terhadap induknya yang memiliki gen resesif (lemah)
2. Faktor eksternal yang mempengaruhi, misalnya gizi makanan, kebersihan dan sinar matahari. Pada perkutut dewasa, pengaruh perawatan yang buruk termasuk gizi makanan, sinar matahari dan kebersihan dapat menyebabkan perubahan mutu suara misalnya menurunnya tingkat kestabilan suara atau menurunnya step dari double menjadi sari atau bahkan dari double menjadi engkel. Disebabkan faktor eksternal tersebut dapat menyebabkan perubahan dan penurunan pada perkutut dewasa maka faktor eksternal tersebut dapat pula mempengaruhi mutu piyikan yang dihasilkan.(Okto SP)
Memandikan Burung Perkutut
Agar tidak berontak sewaktu dimandikan, kedua kaki perkutut dikempit di antara sela-sela jari telunjuk dan ibu jari. kemudian badan burung dicelupkan dalam air pemandian,sambilsayapnya dikembangkan.kalau seluruh tubuh telah basa, bulu kepalanya yang masih kering dibasahi air dengan tangan.
Burung yang selesai mandi kembali ditaruh dalam sangkar yang untuk sementara waktu digantung di tempat teduh dulu. ia akan mengepak-ngepakkan sayapnya, dan bulu akan mengering sedikit demi sedikit oleh tiupan angin.baru setelah bulu agak kering, sangkar dipindah di tiang gantungan yang tidak perlu teduh lagi.
Kalau bakalan masih sangat muda sekali, penjemurannya jangan terlalu lama cukup samapai bulunya kering betul.
Saat memandikan yang paling baik adalah pada sore hari antara pukul 14.30
Sumber : bandaraperkutut.8m.com
Minggu, Februari 03, 2008
Kehidupan Perkutut di Alam Bebas
Kalau merasa dirinya terancam, mereka akan terbang cepat.tetapi terbangnya pendek-pendek , walau dapat pulaterbang jauh menempuh jarak yang panjang.kalau memanggil pasangannya,burung ini mengeluarkan suara pendek berulang-ulang.suara ini dibarengi dengan gerak mengangguk-anggukkan kepala,membuka sayap, mengangkat dan membeberkan ekor, sehingga ujung bawah ekornya yang berwarna putih tampak jelas.
Di pulau jawa perkutut liar ini berkembangbiak antara bulan april-juni. musim pembiakan ditandai dengan kegiatan membuat sarang pada pohon atau semak yang tidak terlalu tinggi dari permukaan tanah . sarang terbuat dari bahan tumbuhan lapisan bawah terdiri dari bahan yang kasar, lapisan atas berupa bahan yang lebih halus.bentuk sarang, kecil, datar. pembangunan sarang dibuat bersama-sama dengan pasangannya.
Burung betina bertelur 2 butir.warna telur putih. bentuk oval, dengan kedua ujung hampir sama besar. berukuran 23 x 17 mm. telur dierami secara bergantian oleh kedua induknya. malam hari pengeraman biasanya dilakukan induk betina.lama pengeraman 2 minggu.
Anak yang menetas dalam keadaan "prematur", tidak berbulu dan mata masih tertutup kepala lebih besar dibanding ukuran tubuh.belum dapat bergerak, kecuali membuka mulutnya saja. anak ini dirawat,dijaga dan dilindungi oleh induknya.diberi makan berupa cairan seperti susu yang dihasilkan oleh kedua induknya.cairan ini di sebut pigeon milk.
Dalam memberi makan dilakukan secara aktif. mula-mula anak memasukkan ujung parunya ke dalam tenggorokan si induk, selanjutnya dengan gerakan-gerakan tertentu si induk memuntahkan isi tembolok yang luruh masuk ke dalam mulut si anak berupa seperti bubur.
Kalau anak sudah cukup besar, mendapat makanan berupa biji-bijian setengah tercerna yang juga berasal dari tembolok induknya. mengasuh dan memelihara anak serupa ini berlangsung samapai sang anak mampu terbang meninggalkan sarang.
Setelah mampu keluar sarang, bantuan kedua induknya masih tetap diberikan,sampai anaknya benar-benar mampu berdikari.anakyang sudah mantap bisa mencari makan sendiri, berpisah dengan kedua induknya, dan membangun keluarga baru dengan pasangannya.
Sumber : bandaraperkutut.8m.com
Kamis, Januari 31, 2008
Gantangan Perkutut
Perkutut yang digantang akan merasa gembira menikmati alam sekitarnya, yang memberi suasana lain ketika ditaruh di dalam rumah dan dengan sendirinya ia akan bernyanyi. tanpa di gantang pun sebenarnya perkutut tetap bisa bernyanyi. namun bila berada di atas gantangan ia akan lebih besar meluapkan rasa kegembiraannya.
Ada tiga macam gantangan, berdasarkan bahan yang digunakan. gantangan bambu gantangan besi, dan gantangandari pohon hidup.gantangan bambu dan besi bisa diletakkan di sembarang tempat. tetapi akan lebih baik kalau diletakkan di tempat yang tenang, tidak ramai oleh bidingnya bunyi-bunyian dan cukup jauh dari jalan besar namun ada juga orang yang menaruhnya dengan sengaja ditempat yang agak ramai tujuannya untuk melatih burung terbiasa dengan lingkungan sekitarnya.
Gantangan dari bambu dan besi tingginya 8 meter. khusus gantangan bahannya dipilih yang lurus, dan bagian bawah yang ditanam dicat dulu dengan aspal atau yang lainnya agar tak mudah lapuk. jarak antara gantangan berjahuan, sekitar 2 - 3 meter. kalau tempatnya terbatas , gantangan bisa dibuat berselang - seling,ada yang pendek ada yang tinggi.
Gantangan pohon hidup atau gantangan pendek yang terletak dekat pohon, biasanya dipakai untuk menggantung bakalan yang masih sangat muda, agar memberikan suasana yang alami pada burung itu. gantangan terbaik adalah pada dahan pohon karena biasanya perkutut liar manggungnyadi pepohonan. akan tetapi gantangan pada pohon ada kelemahannya, yakni:
- Kurang mendapat sinar matahari,sehingga burung mudah terserang penyakit pilar
- Kalau kurang teliti mengawasinya bisa diganggu semut.
- Kalau lupa membawa masuk ke dalam rumah, malamnya bisa diganggu tikus pohon.hama itu tidak cuma menyikat makanannya saja, tetapi burungnya juga dimangsa.
Menggantang perkutut dimulai ketika matahari terbit, dan diturunkan pada siang hari sekitar pukul 11.00 - 12.00 burung yang sudah jadi jangan terlalu sering di gantang,maksimal 2 kali seminggu, agar tidak jenuh. tetapi untuk bakalan, boleh digantangan setiap hari, asalkan cuacanya baik dan diturunkan sekitar pukul 11.00
Sumber : bandaraperkutut
Minggu, Januari 27, 2008
Perkutut Bakalan
Bagi penggemar yang memiliki cita rasa "seni suara perkutut" yang baik, pengalaman serupa itu jelas tidak menyenangkan. merawat bakalan sampai menjadi perkutut yang rajin manggung tidaklah muda, karena membutuhkan perhatian, waktu, tenaga, dan biaya yang tidak sedikit. lebihparah lagi kalau bakalan dulu dibeli dengan harga mahal pula.
Harus Jantan:
Perkutut yang rajin berbunyi dan manggung dengan baik hanyalah yang jantan.di alam bebas, anggungan burung jantan diperdengarkan untuk memikat calon pasangan betinanya.
Jadi bakalan yang akan dipilih dan dipelihara sebagai burung penyanyi haruslah yang jantan. perbedaan kelamin jantan-betina pada perkutut muda, bisa diketahui dengan merabah supitnya (tulang yang terletak di bawah dubur dan di antara pangkal paha).caranya, tubuh burung dipegang dengan tangan kiri, lalu diraba tulang supitnya dengan telunjuk kanan atau ibu jari.kalau bagian supit itu terasa sempit dan keras, tak diragukan lagi, pasti burung jantan kalau terasa renggang dan empuk, pasti burung betina. selain itu bentuk kepala burung jantan umumnya agak besar, lonjong memanjang, dan betinanya kecil agak membulat.
Mendapatkan burung jantan saja belum cukup. untuk mendapatkan calon penyanyi yang baik masih diperlukan sejumlah persyaratan, antara lain ciri-ciri berdasarkan katuranggan dan ciri mathi. umumnya bakalan perkutut belum berbunyi yang bisa diharapkan jadi burung penyanyi, tanda-tandanya sebagai berikut:
Kepala. bentuk agak lonjong memanjang (oval melancip seperti buah pinang muda) matanya bersinar ceriah, terang (warna biru muda atau coklat muda), titik hitam pada bola mata besar, bening. paruh tebal, kukuh, tidak terlalu panjang. lubang hidungnya menonjol tinggi ke atas,lubang hidungnya yang lebar tertutup/terlindungi sayap hidung, bersih
Leher. bentuk leher panjang, bagus, tegak lurus dengan posisi kepala yang terangkat seperti dongaknya ular kobra. pangkal leher mengembang, yang merupakan kantong suara.
Badan. dada bidang, punggung agak bungkuk, dan warna lorek-lorek pada bulu badan lembut kulit ketiak lemas, tidak tegang. bulu sayap panjang.bulu sayap yang pertama besar-besar tiap sayap terdiri dari 21 sampai 25lembar bulu. perkutut yang sudah bunyi sayapnya nglengsreh. bodi badan singset.
Kaki. sikap berdirinya sangat kokoh, mantap, dengan capit udang (tulang paha)kanan kiri merapat. jari kaki panjang. sisik kaki kasar, tersusun rapih di bawahdan pada sisik akhir ditutup dengan sebuah sisik besar. warna sisik agak kemerahan,kehitaman, pada telapak kaki bertitik putih.
Ekor. bulu ekor panjang dan mengumpul, makin ke ujung makin mengecil.tombol ekor alias brutu besar, tinggi meruncing dan mendongak ke depan.
Burung bakalan dengan tanda-tanda seperti di atas, besar harapannya menjadi burung yang rajin manggung nantinya, kalau betul-betul dirawat dengan baik.
Lebih bagus lagi kalau bakalan yang akan dibeli itu adalah burung yang telah cukup lama dipelihara orang, dan sudah berbunyi. karena yang paling tepat dalam memilih perkutut adalah dengan mendengarkan bunyi suaranya.
Calon indukan Yang Baik
Syarat utama agar perkutut bisa diternak, mereka sudah jinak atau sudah lama dipelihara.pejantan dipilih dari burung yang suaranya bagus, sehat, rajin berbunyi dengan irama yang baik karena tujuan menernak perkutut ini adalah mendapatkan keturunan yang bunyi suaranya setaraatau mendekati kebagusan bunyi suara induk jantannya
Setelah bunyi suaranya diletahui mutunya, barulah ciri-ciri fisik burung diperhatikan.seberapa jauh hubungan ciri-ciri bentuk anggota badan dan dengan kemerduan bunyi dan volume suaranya ?
Induk betina bisa dibedakan dari pejantannya dengan meraba atau mengamati supitnya (tulang yang terletak di antara oaha dan dibawah anus) burung yang supitnya rapat, biasanya jantan.sedang yang longgar dan lemas biasanya betina. burung betina dahinya tidak berpupur,sedang yang jantan dahinya tedapat semacam bedak keputih-putihan.
Induk betina dipilih yang badannya sehat, jinak, dan sudah cukup umur. walau umur 6 bulan sudah bisa mulai dijodohkan,paling bagus kalau diternak pada umur sekitar 10 bulan.karena pada usia yang lebih tua, sifat keibuannya lebih menonjol, terutama ketika merawat anaknya.
Untuk mendapatkan keturunan yang baik, harus diketahui betul sifat-sifat kedua calon induk perkutut. jangan sembarangan menjodohkan dan bertindak untung-untungan karena car itu bisa mengecewakan, yaitu keturunan yang diperoleh menyimpang dari yang diharapkan.
Sepasang induk yang baik, kalau diternak dengan baik, selama satu tahun bisa diharapkan beranak 4 - 6 kali.
Perkutut tidak terlalu memilih tempat untuk bersarang dimana saja wadah sarang di taruh,ia akan mengatur sendiri sarangnya untuk bertelur. umumnya ia lebih cepat bersarang di tempat terbuka dibanding tempat tertutup. di daerah yang banyak hujan, menaruh sarang di tempat terbuka sering kurang menguntungkan adanya kotak sarang untuk menaruh wadah dan bahan sarang akan sangat menolong keselamatan induk dan anaknya dari pengaruh udara dingin dan kelembapanudara basah
Tempat sarang yang wadah sarangnya berupa keranjang, bangunan sarangnya seringkali berbentuk cekung. dalam sarang ini penetasan telur sering kali gagal, karena burung yang mengeram tidak merasa santai dan cepat lelah. akan tetapi kalau tempat sarang berupa wadah yang
kedalamannya dangkal atau datar, maka bentuk sarangnya pun datar.pada sarang datar ini induk perkutut bisa santai dan mengeram berjam-jam.
Sumber : bandaraperkutut.8m.com
Jumat, Januari 25, 2008
Tips Perawatan Perkutut
Perkutut umumnya menyukai makanan berupa biji-bijian karena sejak kecil sudah bisa diberi biji-bijian itu.
Kalau burung sudah mulai berbunyi, pemberian makan di kasih berupa millet dan gabah saja atau dengan makanan olahan. bahannya terdiri dari campuran ketan hitam,millet, canary seed, jewawut, dengan bumbu berupa kencur, jahe, bawang putih, madu,kuning telur ayam kampung, lada putih, dan garam dapur beryodium.
Makanan olahan yang telah jadi untuk perkutut bisa di beli di toko makanan burung akan tetapi kalau ingin membuat sendiri, resepnya sebagai berikut:
- 1 kg millet
- 2 sampai 3 butir telur,diambil kuningnya
- 1 kg gabah
- 2 siung bawang putih
- 1/4 kg ketan hitam
- 3 jari tangan jahe
- 1/4 kg canary seed
- 3 jari tangan kencur
- 1/8 kg jewawut
- ½ sendok makan garam
- 5 sendok makan madu
- ½ sendok teh lada putih
Ketan hitam, millet, gabah, canary seed, dan jewawut, sebelum dicampurkan dicuci bersih dulu di buang yang mengambang lalu ditiriskan, digelar dalam tempeh atau sejenisnya.selanjutnya dijemur sampai kering.biji-bijian yang sudah kering inilah yang dicampurkan dalam adonan telur madu yang berbumbu tadi
Bahan dicampur aduk samapai rata, kalau perlu diremas-remas dengan tangan.setelah adonan tercampur betul di gongsong (digoreng tanpa minyak) selama kurang lebih dua menit. kemudian diangkat dan dituangkan di atas nyiru, untuk diangin-anginkan di tempat teduh sampai kering dan dingin.
Sumber : bandaraperkutut.8m.com
Rabu, Januari 23, 2008
Perawatan Perkutut di Musim Hujan
Kini kita telah memasuki musim hujan, cuaca yang buruk dimana sewaktu-waktu udara panas langsung berubah menjadi dingin karena hujan membuat tubuh mahluk hidup menjadi rentan penyakit. Untuk itu perkutut kesayangan di rumah pun harus diberikan perawatan extra, terutama yang usianya di bawah setahun.
Jika sangkar perkutut di malam hari kita gantung di teras rumah (di luar rumah), maka sebaiknya sangkar tersebut kita tutup dengan kerondong, jika kita tidak memiliki kerondong maka bisa kita gunakan kaos bekas ataupun baju bekas yang kita modifikasi sehingga cocok untuk dipakai sebagai kerondong sangkar.
Makanan dan minuman harus pula disesuaikan. Berikan ketan hitam tumbuk pada tempat makan terpisah dengan jumlah yang cukup. Air minum pun perlu diberi tambahan vitamin 2-3 hari sekali.
Pemberian vitamin pada air minum harus mengikuti aturan yaitu sebelum 24 jam air minum yang diberi vitamin harus diganti dengan air yang baru.
Kebersihan sangkar juga diperlukan untuk menghindari bibit penyakit yang mungkin timbul karena dengan keadaan sangkar yang kotor dan udara yang lembab serta daya tahan tubuh perkutut menyebabkan bakteri mudah berkembang dan menyebabkan perkutut menjadi sakit.
Untuk menjaga kondisi fit perkutut, dapat pula diberikan makan ati bawang merah. Caranya potong bawang merah, ambil bagian dalam yang kecil dan dipotong sebesar kacang hijau, bagian lainnya dihancurkan dan digosokkan pada telapak tangan supaya perkutut merasa hangat ketika kita memegangnya. Potongan ati bawang merah tersebut diberikan dengan cara dicekokkan pada perkutut.(Okto SP)
Sumber : perkututmall.tripod.com
Air Sehat Untuk Perkutut
Air merupakan kebutuhan esensial mahluk hidup, begitu pula bagi kesehatan dan kesegaran seekor perkutut. Mengenai air yang terbaik bagi perkutut ada beberapa versi yang diyakini merupakan air sehat yang terbaik bagi perkutut.
Air Sumur
Pencinta perkutut yang mengunakan air sumur sebagai air untuk perkutut piaraanya, memiliki kendala terutama mengenai masalah kebersihan airnya dan kandungan mineral atau zat tertentu yang terdapat di dalam air sumur yang mungkin saja tidak baik bagi tubuh seekor perkutut.
Air PAM
Air PAM jika diberikan kepada perkutut juga memiliki kendala yaitu kandungan chloride yang banyak terdapat dalam air PAM tidak baik bagi pencernaan perkutut.
Air Matang
Sebagian besar pencinta perkutut memberikan air matang sebagai minuman yang paling baik untuk perkututnya, karena dianggap dengan dimasaknya air, maka semua kuman penyakit akan mati.
Anggap ini tidak salah, tetapi ada beberapa keraguan mengenai "kemanjaan" dari sang majikan ini akan membuat daya tahan tubuh si perkutut lemah jika nantinya terminum air yang belum dimasak, misalnya air hujan.
Air minum yang disarankan :
Dari kendala yang dihadapi jika memberikan air sebagai minuman bagi perkutut, dapat kita simpulkan bahwa air yang baik digunakan adalah :
1. Air matang terutama jika airnya diambil dari sumur
2. Air PAM yang telah diendapkan sebelumnya selama seminggu.
Selain itu disarankan pula untuk menganti air sekaligus membersihkan wadah minum setiap 3 hari atau paling lama seminggu sekali.
Jika ingin lebih baik lagi, setiap hari Sabtu pagi, air minum ditambahkan vitamin burung seperti Vitavit dan pada sore harinya air vitamin tersebut diganti lagi dengan air minum biasa.(Okto SP)
Sumber : perkututmall.tripod.com
Perkutut, Satwa Termahal
Selain dianggap mempunyai nilai-nilai budaya adiluhung, burung magis ini juga dipercaya memiliki level yang lebih tinggi dibanding burung lainnya. Salah satunya karena kotoran dan bangkai perkutut samasekali tidak berbau. Bangkai tersebut langsung mengering dan hancur sendiri setelah berbulan-bulan.
Pengenalan
Inilah klasifikasi perkutut dalam kamus besar biologi internasional :
Keluarga : Perkutut
Dunia : Animal
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Klas : Aves
Subklas : Nearnithes
Ordo : Colombiformes
Famili : Columbidae
Subfamili : Columbidae
Genus : Columbinae
Genus : Geopelia
Spesies : Geopelia striata
Nama Inggris Turtledove
Peacefuldove
Barred grounddove
Di seluruh dunia, tercatat 41 marga suku merpati-merpatian. Penyebarannya sentris, yakni hanya di Australia dan Asia Tenggara. Columbidae adalah suku yang tidak berpoligami/poliandri dalam berpasangan. Dalam satu musim pembiakan, mereka cuma bertelur 2 butir. Ciri umumnya, burung betina jarang berbunyi dan tidak semerdu yang jantan. Suku ini mempunyai keistimewaan, di antaranya mampu menghisap air sehingga tidak perlu mengangkat kepalanya saat minum.
Marga perkutut-perkututan (Geopelia sp.) sendiri terdiri atas tiga jenis. Satu, Geopelia cuneata (perkutut Australia). Secara garis besar bulunya coklat keabuan, terdapat totol-totol putih pada sayap, dan kulit sekitar matanya berwarna merah. Panjangnya sekitar 7,6 inchi. Perkutut tutul ini berdomisili di Australia Tengah dan Utara. Dua, Geopelia humeralis (perkutut besar). Punggungnya bergaris-garis kelam, dada dan leher berwarna biru keabuan, pundak dan kuduk merah tembaga, bagian bawah warnanya merah jambu, serta sayapnya bergaris coklat tua. Perkutut dengan panjang 11 inchi ini berdomisili di Australia Utara dan Timur Laut (untuk subspesies G.h. humeralis), serta di Indonesia (untuk subspesies G.h. gregalis).
Tiga, Geopelia striata. Kepala dan leher biru keabuan, sekitar mata berwarna kehijauan, sayap coklat tua, dan panjangnya kurang-lebih 9 inchi. Inilah sebenarnya spesies perkutut yang biasa dilombakan. Perkutut belang ini masih banyak jenisnya, yaitu : G.s. clelaudi di Australia Barat; G.s. tranquila di Australia Tengah; G.s. placida di Australia Utara dan Indonesia (Irian); G.s. papua di Indonesia (Irian bagian selatan); G.s. audacis di Kepulauan Kei dan Tanimbar; G.s. maungeus di Indonesia (Sumba dan Sumbawa) serta Timor, G.s. striata di Birma Selatan sampai Filipina, dan Indonesia (Sumatra, Kalimantan, Jawa, Bali, serta lombok.)
Sumber : genesium.50megs.com